13:27 PM
Monday
15/10/2012
Monday
15/10/2012
Waktu di layar laptop menunjukkan jam sekian.
Tanpa banyak kata, aku menyadari diriku sedang menangis. Tidak tanpa
alasan. Setiap bulirannya kurasakan ada rindu tentang cerita kemarin yang belum
mengering. Padahal sudah kujauhkan pikiranku untuk tidak mengingatnya lagi.
Satu kesyukuran bagiku karena aku tak terlalu menginginkan itu terulang lagi,
sekalipun mungkin ia datang dengan memohon. Tapi aku tak tahu diriku sendiri,
aku tak tahu apa yang ada dalam pikiranku sebenarnya. Pikiranku menolaknya,
tapi di lain sisi, batinku kadang mendesir lirih memanggilnya dengan keras.
Mengingat pertemuan-pertemuan yang masih hijau di ingatan, kadang di antara itu
kutemukan layaknya kami adalah seorang anak-anak yang meninggalkan sebuah masa yang
seharusnya pada waktu itu adalah kesempatan untuk bermain, berlari, bercanda
dan saling mencela. Kami kehilangan masa kanak-kanak untuk itu. Yang ada pada
waktu itu hanyalah perdebatan batin yang berkepanjangan, tatapan mata yang
sering bertemu tanpa kata, bahkan sapa pun tak pernah ada. Pertemuan bisu yang
lama. Hingga sampai pada waktu ini, kami seolah menjadi manusia yang harus
memutar balik ingatan untuk menikmati masa itu.
Menikmati masa
lalu dengan ingatan.
Diriku, dirinya sering menyatu di dalam pertemuan yang sunyi. Aku tak
ingin banyak bicara lagi tentang rasa, karena ku tahu itu sudah terikat erat di
dalam kesunyian itu sendiri. Aku hanya ingin menyampaikan hal yang sama seperti
yang diutarakan oleh seorang Perempuan yang berkuasa di Cina pada Abad ke dua
puluh terhadap kekasihnya, Yung Lu; yang telah lama saling memendam rasa selama
tujuh tahun.
"Kau
berutang tujuh tahun yang manis padaku. Kau sudah tahu ini, tetapi aku akan
tetap mengatakannya padamu: Aku perempuan yang bahagia saat bersamamu."
[The Last Empress; 517]
[The Last Empress; 517]
Aku sendiri tak mengerti apa yang kukatakan ini. Sebuah masa dan cerita
kecil yang seharusnya menjadi indah untuk diceritakan, tapi malah menjadi
sebuah tulisan yang sakit. Aku disekaki rindu tentangnya, aku menangis, tak ada
seorangpun yang bisa menghentikanku dalam sendiriku.
Aku mengenangnya....
Ia pernah berujar padaku dengan suara rendah “Jangan menangis...!”
ketika mendengarku berucap bahwa aku sedang sakit. Ku balas ucapannya, “Aku
tidak menangis, aku hanya sakit”.
saya suka ini,,,,
BalasHapushmm.. sepertinya sang mantan lagi dirindukan nih.. :)
BalasHapusmove on sob!! i believe you can.
heheh,, tau aja nih si mas broo. :)
Hapusmantaap.. sumpah kak keren. like this :)
BalasHapusBlogTa sdh masuk dlm kategori blog yg ringan, beda dgn bbrp teman2 Ta yg blogx agak berat..., tp wajar lah namax jg org Baru..
BalasHapusFighting...! :)
hhe,,yaa wajarlah kak baru belajar.. :)
Hapushny saran..., agar blogx terlihat lebih menarik gmn klo setiap postingan ada gambarx..., seprti di blog sy :)
BalasHapushmm.. iya makasih kak sarannya.. postingan berikutnya, di usahakan lebih menarik dari sekarang.. :)
Hapus