Sabtu, 16 Maret 2013

Fun Hiking Lembah Ramma - Live is Adventure


7 November 2012
Gelap, sunyi, sepi, tak ada lampu jalan, yang ada hanya pantulan cahaya bulan, malam ini saya, Arfan, fachrul sedang asik ber hahahuhu di teras depan rumah kostku.. kalau nggak ada kerjaan biasa kami sering ngumpul seperti ini. menertawakan hal-hal yang gak penting. Iseng-iseng saya berkata “camping yuk? Dari
kemarin saya dengan yuyun sering membicarakan ini, kayaknya asik tuh”, ide bagus kata fachrul. Arfan temanku yang satu ini adalah anak MAEKPA UNM “Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam” berkata “hmm boleh boleh nanti saya yang siapkan peralatannya, saya tahu tempat yang bagus “lembah ramma’”, dijamin gak bakal nyesel kalo kalian kesana, tempatnya di lembah lereng kaki gunung Bawakaraeng. Kalian siap?? Mulai besok kalian olahraga kecil-kecilan, siapkan mental biar terbiasa pas hiking nanti. Wah wah wah.. tadinya saya Cuma iseng-iseng ngomongin soal camping, tapi lama kelamaan cerita makin panjang dan dalam waktu tidak sampai 10 menit keputusan untuk camping fix malam itu juga. Kami siap berangkat minggu depan..
14 November 2012
Kami sudah mulai mempersiapkan perlengkapan yang akan dibawa, mulai dari jaket, sepatu, sandal, karriersleeping bag, head lamp, batere, tenda, sampai perlengkapan masak, makanan dan snack. Hampir semua perlengkapan kami sewa di tempat biasa anak mapala menyewa perlengkapan mendaki. Kecuali makanan dan snack, masa iya di sewa juga, hehe
Eitts belum selesai, masih ada satu, saya belum meminta izin pada orang tuaku,
“aduh bagaimana ini?? Apa saya harus minta izin sekarang? Kira-kira diizinin gak?”
“begini, nanti sampai di malino baru kamu telpon orang tuamu” kata Arfan..hehehe
“kalo saya telpon sekarang, pasti tidak diizinkan, bagaimana kalau saya telpon besok?”
“Sudahlah, telpon sekarang aja”, soal diizinin apa nggaknya soal nanti. kata Fachrul
“atau begini, sekalian gak usah ditelpon kalo mau aman”lanjut Ari..
*pusiiiing.. mau tidak mau saya harus telpon sekarang, melakukan perjalanan sejauh ini sangat beresiko, orang tua harus tau. “betul is, telpon sekarang aja” yuyun berkata pelan setengah memaksa..
“tunggu tunggu tunggu, jadi kalau tidak dapat izin bagaimana? Kita batal berangkat, begitu? Heii heii liat, ini perlengkapan sudah lengkap, kita sudah siap berangkat besok, saya juga belum izin dengan orang tuaku, yang kalau izin sudah pasti dilarang, tapi ini semua demi kalian, jadi is kamu tidak usah telpon orang tuamu, kalau terjadi apa-apa resikonya kita tanggung bersama, OK!! Kata Arfan dengan tegasnya..
“baiklah, tapi janji yaa, kalo ada apa-apa….
Serentak mereka berkata “iya iya iya kita janji”
Ya sudah, kalau begitu kalian bertiga pulang aja, istirahat, besok pagi-pagi kesini lagi..
“ok, sampai ketemu besok” ;)
“bye..
“bye..
Ari, Fahrul, dan Arfan pun pulang ke rumah masing-masing…
22:30
Waktunya istirahat, sebelum tidur saya dan Yuyun sudah tidak sabar menunggu hari esok, menghayalkan yang aneh-aneh, merencanakan apa-apa yang akan dilakukan besok, seketika diam, lalu kami saling menatap dan kemudian tertawa keras. hehe
Malam semakin larut, “yun, tidur yuk, nanti besok gak bangun lagi”.. “iyaa good night :)

15 November 2012
10:22
Ari dan Fachrul datang dengan membawa banyak embel-embel, gaya mereka sudah kayak orang mau pulang kampung, haha tak lama kemudian, Arfan datang dengan gaya yang sok coolnya.. rambut tidak disisir, celana bolong-bolong, dengan kalung di lehernya.. hmm “rupanya kalian benar-benar sudah siap menaklukkan Lembah Ramma’.. “
“bagaimana broo. Siaap? Kata Arfan
Serentak kami menjawab.. “siap lahir dan batin”.. :D
“diluar gerimis”kata Yuyun dengan panik
“sama hujan aja takut” Ari berkata sambil mengemasi barang-barangnya..
“benar Ari diluar hujan deras” sahut Fachrul
“jadi gimana dong, pokonya kita tunggu hujannya reda dulu baru berangkat” kata Yuyun dengan paniknya..
Dengan bersi keras saya berkata “iya yun, pokonya gak boleh dibatalin, mau gak mau kita harus berangkat”..

Arfan dan Fachrul sudah hampir putus asa, karena cuaca yang tidak memungkinkan..
Jam  sudah menunjukkan pukul 12 lewat 15 menit hujan belum juga berhenti..  jam demi jam kami menunggu, kami harus berangkat hari ini, karena segala sesuatunya sudah kami persiapkan..
Matahari mulai mengeluarkan sinarnya,, tinggal gerimis-gerimis, “ayoo berangkat”kata Arfan
“yessss yesss yuhuuuuuu Ramma’  our come”

15:10

before leaving
The adventure begins...
Kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Desa Lembanna Kab. Gowa Sulawesi Selatan tepat pukul 17:22. Udara dingin sudah mulai terasa, kembali kupakai kaos tanganku yang dari tadi sudah kulepas. Untuk menempuh perjalanan menuju Lembah Ramma’ kita star di Desa ini.

            Kami bertemu rombongan dari Mamuju yang keliahatnnya mereka juga mempunyai tujuan yang sama dengan kami, kami pun berkenalan dengan saah satu anggotanya. Jumlah mereka banyak,  Ini juga perjalanan pemula bagi mereka. Tapi mereka dipimpin sama anak mapala yang bisa dibilang cukup berpengalaman juga. Kami siap bersaing. Hehe

“lapaaaar”kata yuyun dengan lemas

“iyaa saya juga” kataku

Kami tidak melihat warung di sekeliling kami.

Dengan suara manja kami berdua berkata “Ari, Arfan, Fachrul “Lapaaaaar, cari makan yuk!! J kami sudah lihat kemana-mana tak ada satu pun warung di sekitar sini.


Berhubung karena mereka bertiga juga lapar, akhirnya kami memutuskan untuk cari makan sebelum memulai perjalanan.. tidak jauh dari tempat persinggahan kami, sekitar 100 meter ada warung bakso. Dengan wajah berseri-seri kami berlomba lomba mencari tempat yang kosong.. hehehe isi perut dulu men.


“heii.. moment yang seperti ini gak bisa dilewatin, berhubung baksonya belum datang foto dulu yuk!! Kataku





*jepreet *jepreet *jepreet

Setelah foto-foto, kami pun makan dengan lahapnya.. “makan yang banyak” karena nanti malam baru kita makan lagi. kata Arfan Setelah makan, kami menitipkan kendaraan di salah satu rumah warga.


18:00


Udara dingin yang menusuk mulai memberi tahu pada siapa kami akan menuju, dan dimana kelak nanti kami akan berdiri. Pohon pohon pinus yang berdiri kokoh di Desa kecil itu seolah memberi ucapan selamat datang. Kami berlima menarik napas panjang. Kupejamkan mata dan kuangkat kedua tanganku menikmati udara dengan suara angin yang menghembus pepohonan, semakin membuat saya bersemangat. Yuyun tersenyum, Arfan, Fachrul dan Ari mereka seolah kehilangan kata kata untuk mengekspresikan kebahagiannya.

Petunjuk kami selama perjalanan hanya sebuah tali yang diikat di ranting-ranting pohon, kapan kita tidak mendapatkan tali tersebut, otomatis kita nyasar. Dengan berani kami melangkahkan kaki.

Malam sudah gelap, Arfan sebagai Leader mulai memimpin kami dalam perjalanan. Pemandangan yang tidak biasa dan udara yang dingin membuat kami merasa di alam lain, alam para petualang. Tidak terasa kami mulai memasuki pos 1. Istirahat sebentar kata Arfan.. tidak sampai lima menit kami duduk,  dibelakang kami tampak ada rombongan, perlahan menghampiri kami, mereka dari UNHAS kalau bukan 7, 8 orang mungkin. “ada saingan” kata fachrul. “tenang-tenang, kita ini wonder women”jawab yuyun.. kami tertawa kecil-kecil.

Kami kembali melanjutkan perjalanan meninggalkan pos 1, Arfan menyuruh Fachrul dan Ari memakai head lamp karena hari sudah semakin gelap. sambil jalan Arfan berkata “kalian jangan mau kalah, sambil melihat kearah saya dan yuyun, “cewek-cewek UNHAS yang tadi itu manja-manja”hahaha

Selama perjalanan Ari, Fachrul, dan Arfan selalu membuat lelucon-lelucon yang membuat kami semua tertawa terus menerus.. hal yang sebenarnya tidak lucu dibuat lucu. Tapi itulah enaknya tanpa terasa kami sudah berjalan jauh. Hampir setiap meter didepan kami hanya ada ranjau..ranjau.. dan ranjau. Beberapa kali saya menginjak ranjau, jatuh di air tergenang dan beberapa kali juga saya terpeleset.

“perhatikan tanda”Teriak fachrul

“ada ada” jawab Arfan dan Ari

“hauuus, Ari minuuum” kataku dengan lemas

“nih sisa sedikit, jangan dihabisin” jawab ari

“tidak jauh dari sini ada sungai kecil. Airnya bagus, jernih dan dijamin sehat, nanti kita isi semua botol kosong itu disana. Tenang kita tidak akan kehabisan air, Arfan berkata dengan nada suara yang bergetar.

Bahu makin lama makin pegal, karena membawa ransel.  “iis, bawa sini ransel kamu, yuyun ranselmu kasi ke fachrul, kalian berdua tidak usah bawa apa-apa” perintah Leader *laksanakan. Sepilas cahaya  head lamp menerangi tanah dan rumput yang basah. Batu-batu kerikil membuat kaki pegal, sampai-sampai kaki Ari luka karena sepatu yang keras dan kerikil yang tajam-tajam.

“Cuma lecet sedikit tidak apa-apa”kata Fachrul..

“ayoo lanjutkan, bagaimana Ari? bisa jalan? Nanti di depan kita istirahat lagi”.  kata Arfan

Dengan pelan Ari melangkahkan kakinya. Di antara dinginnya malam, kami berlima bergerak cepat melawan dingin yang menusuk. Kaca mataku mulai berembun dan menghalangi penglihatanku, skali-skali ku lapnya dengan kaos yang ku kenakan di dalam jaketku. Terdengar suara yuyun dan Ari lagi bernyanyi..

Mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudraa, *bersama teman bertualang  saya, Fachrul dan Arfan melanjutkan hehehehe

Kunyanyikan lagi sebuah lagu pramuka yang dulu diajarkan pembinaku sewaktu masih SMP.. ku ubah liriknya sedikit


Tak ada gunung terlalu tinggi

Buat kami daki di tengah malam

Tak ada jurang terlalu dalam

Buat kami turuni di malam gelap


Hutan rimba hutan rimba

Padang lalang padang lalang

Ku susuri jalanan jauh

Malam gelap hujan berangin

Maju terus jalan terus


Pantang patah pantang patah

hati kami hati kami karena telitinya

hei kawan majulah terus

terhapus duka semua


20:15

            Sudah 2 jam lebih perjalanan, kami kembali istirahat, kami duduk di bawah pohon yang tumbang, dengan suara-suara burung yang aneh..  awalnya sih saya takut, tapi lama kelamaan rasa takut itu hilang, dan sudah menjadi biasa. Kami enjoy. Fachrul dan Ari menyimpan karriernya. Dan yuyun meengeluarkan permen kopiko dari saku celananya..

 “betul betul ini olahraga”.kata yuyun

 “betis bengkak” lanjut Ari. Hohoho

Lanjut perjalanan..

Sesekali Fachrul teriak “perhatikan tanda”

“Adduuuuhh Arfan masih jauh yaa?” Tanya yuyun

Pertanyaan ini sudah tidak bisa dihitung lagi berapa kali kami keluarkan.

“kurang lebih 3 jam lagi, kalau ada yang capek bilang, biar kita istirahat lagi” kata Leader

“semangat teman-teman”.. kata Fachrul

            Dibelakang kami tampak cahaya senter disela-sela pepohonan, ternyata mereka anak UNHAS yang tadi, karena tidak mau kalah, kami mempercepat langkah. Menaiki batu-batu yang besar dan berpegangan di ranting-ranting pohon. Betul betul perjalanan ekstrim. Setiap kali Arfan bilang “pendakian”. Tubuhku mulai lemas. tapi dengan semangat yang besar, dalam hati saya berkata “saya tidak boleh menyerah, saya harus kuat” di antara kami berlima yang paling lemah fisiknya itu adalah saya. Karena merasa tidak kuat, saya minta istirahat, ku luruskan kakiku, dan bersandar di bawah pohon.

            Udara yang dingin menyentuh wajah kami, yuyun yang dari tadi diam-diam tanpa ada yang perhatikan, dia sudah di depan dengan Ari, 
“iss semangat, jangan mau kalah sama yuyun, katanya wonder girl”.. kata Fachrul memberi semangat

“wonder women Daeng Bala bukan wonder girl, wonder women juga bisa capek kali..

“Daeng Bala adalah nama preman yang saya kasih sejak SMA. Keren kan?” hehe


Tiba-tiba yuyun teriak.. “pengen pipis” hahaha

Yuyun ngajak aku pipis, tanpa memikirkan apa-apa, ku suruh cowok-cowok balik badan. Kami berdua menuju ke belakang pohon dan kemudian pipis.. hmm

            Lanjut perjalanan, kami menemukan sebuah jembatan kayu kecil yang dibawahnya mengalir sungai yang lumayan deras airnya, pelan-pelan kami melewati jembatan dengan sangat hati-hati, di depan terdengar suara rombongan cowok-cowok, ternyata eh ternyata rombongan itu yang tadi sore kita ketemu yang dari Mamuju.

Istirahat sejenak, karena kami kehabisan persiapan air minum, keberanikan diriku tanpa malu-malu meminta air minum kepada kakak-kakak tersebut.

“kak, boleh minta air minum?” kataku

“ini dek, silahkan”

Ehh Arfan malah melarang...

Mereka pun melanjutkan perjalanan, tidak lama mereka berangkat kami pun menyusul dari belakang.

Yuyun berbisik di telingaku,

“is tadi saya melihat…”

“ssssstt jangan dilanjutkan, nanti kalau sampe baru cerita, ok! Fokus saja ke depan”

“yaa udah semangatt!!”

Beberapa menit kemudian ada suara teriak dari belakang, ternyata suara Fachrul yang jatuh karena karrier yang terlalu berat dan jalanan terjal. Belum cukup 5 menit Fachrul jatuh, sekarang malah Ari yang terpeleset. Hehehe


21:30

            Perjalanan yang berat pun cukup ringan karena jalan mulai menurun.

“tidak jauh dari sini, kurang lebih 15 menit lagi kita sudah sampai di puncak Tallung, Tallung adalah nama puncak yang kalau dari atas kita bisa melihat langsung “lembah ramma”. Tak terasa kami sudah sampai di Tallung. Terlihat dari kejauhan kakak-kakak yang tadi sudah berbaring diatas rumput yang basah.. kami pun beristirahat sekitar 3 meter dari tempatnya. Kurebahkan badanku ke tanah , kuluruskan kakiku. Yuyun pun juga demikian. Fachrul, Ari dan Arfan mulai bercerita hal-hal yang konyol, yang membuat kami semua lupa akan capek karena perjalanan yang menguras tenaga.

            Lega rasanya, dari atas Tallung cahaya api unggun dari bawah Lembah Ramma’ terlihat jelas.. ini yang membuat kami semua tambah semangat menyusuri tebing-tebing yang terjal..


22:00

Kami bangkit dari tanah tempat kami berbaring, Kami berjalan lagi meninggalkan Tallung dan disambut oleh udara yang dingin yang semakin menusuk, angin yang kencang, dan kabut yang lumayan tebal.  kami berlima dengan pelan-pelan menurungi tebing yang licin, kami kehilangan tanda, tak ada satu pun tali yang kami lihat. Tapi kami tidak terlalu cemas, karena lembah ramma’ sudah di depan mata. Kami mencari jalan sendiri, dengan mengandalkan feeling. Cahaya api unggun makin lama terlihat makin jauh.

“dari tadi api unggun kelihatannya mundur terus, karena semakin kita jalan, keliahatnnya semakin jauh, apa kita tidak salah jalan?” kata Yuyun.

“itu perasaan kamu aja yun, sekitar 30 menit lagi kita sampai” jawab Ari

“tebing makin ke bawah makin terjal nih, saya takuut”

“pegangan di ranting pohon is” sahut Fachrul

“teman-teman Ramma' sudah dekat” teriak Arfan

Dengan bernafas lega saya tersenyum. Kami bertiga Ari, Yuyun dan Fachrul saling bertatapan dan kemudian tertawa..

Ari dengan semangatnya berjalan tanpa melihat kiri kanan.. kakinya pun tenggelam di air yang atasannya dedaunan. Hehe kami semua tertawa sampai sakit perut.

“astagaaa” teriak ari sambil tertawa.

Lanjut Yuyun juga yang jatuh sampai sepatunya basah..

Tepat pukul 22:05 kami tiba di Lembah Ramma’. kami semua bernapas lega.. senyum semangat kawan J kita berhasil.

Fahrul, Ari, Arfan sedang membangun tenda diatas rumput dan tanah yang basah, di sekeliling kami terdapat banyak kotoran sapi. Saya pun berpikir, kenapa di tempat seperti ini bisa ada sapi? Siapa yang merawatnya?

“disini ada seorang laki-laki tua yang bernama TATA dia tinggal disini sudah sekitar 30 tahun, dia yang merawat sapi-sapi disini, dan dia pula yang menjaga keseimbangan gunung Bawakaraeng, rumahnya sebelah sana, Arfan menunjuk kearah sebelah selatan tenda kami, rumah itu tampak keliahatan hampir roboh kalau dibilang, tapi semangatnya yang luar biasa menjaga lembah ini membuat semua para pendaki yang berkunjung kesini merasa salut dan bangga dengan kerja keras lelaki tua itu.”



Kami tidak langsung tidur, kami duduk di depan tenda dan membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh.. setelah api unggun menyala, Arfan sibuk memasak, buat makan malam kami, setelah makan malam, terlihat dari kejauhan anak-anak UNHAS baru tiba di lembah ramma’,, “terbukti kan, kita bisa mengalahkan mereka,” kata Arfan.
“kita kan wonder women” kata yuyun sambil tertawa hahaha..

“wonder women tidur mko” nabilang daeng bala

Sebelum tidur, wonder women mau pipis dulu, berhubung gak ada wc, kami pipis di belakang tenda. Hahaha


24:00
Kami berlima pun tidur dalam satu tenda,, tidak tahu kenapa tiba-tiba jantungku sakit, mungkin pengaruh dingin, setiap kali bernapas jantung kayak mau copot.. sakit banget ya Allah, saya menangis menahan sakit. Semua temanku panik.

“Ari, kasih dia SB yang kamu pake, dia kena hipotermia, dengan keras Arfan teriak, semua temanku panik, saya terus berusaha menahan sakit.  
Ya Allah sakit ya Allah jantungku.. jantungku.. kataku dengan nada bergetar, iis iiss issss tahan tahan kata yuyun dan fachul, jantungku makin lama makin melemah, Arfan kemudian memberiku segelas susu hangat dan sepotong roti. Setelah minum susu jantungku kembali normal.. wonder women ini kembali melanjutkan tidur,, saya terbangun karena suara kentut Ari yang beberapa kali ledakan, sambil menahan kantuk saya pun tertawa, di tambah lagi Arfan yang sedang menyiapkan sarapan pagi tiba-tiba teriak karena gula dan kaos kaki hilang. Hehe aneh aneh saja, katanya Sapinya Tata suka mencuri, sapi itulah yang membawa lari gula dan kaos kaki kami. Fachrul dan yuyun masih tidur nyenyak, kubuka pintu tenda, dan menghirup udara pagi di lembah luas tepat dibawah kaki gunung Bawakaraeng. Lembah datar ini indah dengan rumput yang hijau mempesona bagaikan permadani yang terhampar. Sejuk, dan lumayan hangat oleh pancaran sinar matahari pagi.






Yuyun kemudian bangun dengan menggosok-gosok mata, tiba-tiba melotot melihat keindahan lembah ini. pas di depan tenda kami, terdapat bukit yang tinggi, yah tempat peristirahatan kami semalam “Tallung”. Tak terbayangkan semalam kami berdiri diatas sana. Tak henti-hentinya kami berlima memandang langit penuh syukur, maha kuasa Allah. Kami tertawa, tawa kami sayup-sayup terbawa angin.

            Indahnya mentari pagi..





Wonder women pagi ini membantu Arfan menyiapkan sarapan pagi, Arfan masak nasi, Arfan bakar ikan dan Arfan masak mie hahaha dia bagaikan emmak bagi kita-kita. Dan wonder women ini kerjanya Cuma bikin susu dan roti. Kami sarapan di depan tenda meskipun masakannya kurang enak, tapi yah di nikmati sajalah. 
Dengan panorama alam yang indah, sejuk disertai sungai yang mengalir jarak 3 meter dari tenda. Matahari pagi Enambelas November pun terbit, sinar matahari yang hangat menyapa tubuh kami yang dingin.  Tarikan napas dan rasa syukur kembali terdengar. Kembali yuyun mengeluarkan hp nya. Moment seperti ini tidak bisa di lewatkan, mari berfoto.. kata yuyun

Pagi ini kami kembali ber hahahuhu.. menertawakan sesuatu yang sebenarnya tidak lucu tapi dibuat lucu..




Tiba-tiba Tata menghampiri tenda kami,  kami pun mulai berbincang-bincang, mengenai lembah ini. 
Seorang Tata tinggal sendirian di bawah kaki gunung bawakaraeng, dengan rumah yang sangat sederhana, sebuah rumah panggung yang terbuat dari beberapa potongan kayu. Kesehariannya hanya merawat sapi yang upahnya pun tidak seberapa dibanding dengan kerja kerasnya. Untuk mencari makan dia harus ke pasar Malino dengan berjalan kaki, yang menurut ceritanya lama waktu yang di tempuh dari Lembah Ramma’ ke Desa Lembanna hanya 2 jam. Sulit dipercaya. Sedangkan kami menghabiskan waktu 5 jam perjalanan.


10:00














Kami menghabiskan banyak waktu berfoto-foto, tak terasa waktu menunjukkan pukul 10:00, kami bersiap-siap untuk pulang,, Setelah membongkar tenda, Ari tampaknya sedang  sibuk mengikat-ngikat tali rapiah, entah itu buat apa..

“lagi ngapain Ari? Sibuk banget” Tanya Arfan

“ini, celanaku kendor, tali ini sebagai pengganti ikat pinggang, keren kan? Gaya baru loh” jawab Ari dengan mimik mukanya yang lucu.

“apaa? Hahahah

Kami berlima serentak tertawa..

Karena semua perlengkapan sudah di kemas, Ari dan Fachrul memakai karrier, sedangkan saya dan yuyun memakai sepatu yang penuh dengan lumpur..

“siap semua?” Arfan menatap tajam kearah kami.

“siaaap” serentak kami menjawab

“Berangkat!

Langkah mulai diayun, meninggalkan lembah ini tempat kami menginap semalam. Puncak Tallung perlahan seperti muncul di antara kabut pagi dan langit biru. Angin dingin pagi dan sejuk menerpa kami sampai ke dalam dada. Sedikit-sedikit pendakian semakin tinggi,  Ari dan fachrul dengan Carrier yang hampir berukuran setengah badan, yang beratnya sekitar 20 kilo lebih, mulai memperlambat pendakian.

Yuyun kelihatan sangat bersemangat mendaki tanpa melihat kebelakang, dengan sebungkus roti dan susu di tangannya. Dan di depan yuyun ada Ari yang sedang duduk di atas batu sedang menunggu kami.

“yuuun tunggu” kataku dengan lemas

“buruan is, bentar lagi kita nyampe Tallung”

Keringat meluncur deras di keningku, sepertinya kakiku sudah tidak kuat lagi melangkah.

“ayoo is, sedikit lagi” kata fachrul dengan napas yang memacu satu-satu. Fachrul terlihat kelelahan.

“di belakang Arfan sedang sibuk mengikat tali di ranting-ranting pohon”, dia mungkin sedang membuat tanda”

break woy break capek nih” saya mengambil air mineral dan meneguknya.

Kami berlima pun istirahat di akar pohon yang besar, sempat-sempatnya yuyun mengeluarkan kamera, “foto dulu yuk”. 




“sudah berjalan berapa lama kita?” Tanya Ari

“baru setengah jam” Arfan tampak lelah

fachrul terbaring sangat lelah di akar pohon, dan tertawa kecil-kecilan, entah apa yang ia tertawai, kami berlima pun tertawa melihat Fahrul senyum-senyum tak jelas.

Ari mengutak-atik Hp nya. Select.. speaker.. songs.. Shaggy Dog.. D’sayidan.. play..

Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita
Tempat biasa ku berbagi rasa
Suka duka tinggi bersama
Di… di balik ramainya Yogya


Mari sini berkumpul kawan
Dansa dansa sambil tertawa
Bila kau datang dari selatan
Langsung saja menuju Gondomanan 
Belok kanan sebelum perempatan

Teman-teman riang menunggu di sayidan
Di sayidan, di jalanan 
Oh angkat sekali lagi gelasmu kawan


Di sayidan, di jalananTuangkan air kedamaian
Jangan kau takut pada gelap malam
Bulan dan bintang semuanya teman
Tembok tua, tikus-tikus liar
Iringi langkah kita menembus malam


Shaggy dog 
mengalun lembut di hamparan langit yang maha sempurna.
“sudah? Arfan menatap kami

“uuudaah”

“berangkat!”

Fachrul kamu di depan yaa, kita tukeran. Kamu ikuti saja tanda-tanda itu.

“siip leader, Fachrul mengacu jempolnya” sekarang Fachrul yang memimpin rombongan kami.

Perjalanan berlanjut menembus hutan-hutan.

“iss liat deh, di belakangmu, puncak bawakaraeng terlihat berdiri kokoh disana”

“iyaa keren yuun, betapa besar keagungan Tuhan”

“Arfan, Ari diam disitu tahan posisinya”









Kami berhenti sejenak berfoto-foto

Dan kami berlima saling bertatapan dan tersenyum datar, kemudian tertawa.


11:05


Tak terasa kami sudah sampai di Tallung, kabut sangat tebal, udara dingin, badan penuh keringat.

“halo yuyun.. yuyun tersenyum ramah ke kamera”














“Arfan, Fachrul heeii” kami semua berfoto dan bergantian memegang kamera, pemandangan di bawah tallung tidak sangat jelas karena tertutupi kabut tebal.

Tak lama, ada seorang cewek berambut panjang di ikat muncul dari pinggiran puncak Tallung,

“Wah kebetulan, kita suruh kakak itu saja, kita foto berlima, OK!!” kataku

“misi kakak, sambil tersenyum saya bertanya “kakak dari Mapala mana?”

“UNM dek mapala Teknisi, kalian semua rombongan dari mana?” kakak itu menjawab dengan senyum manis di bibirnya.

“kami gabungan kak, satu temanku dari UMI, saya dan 2 temanku yang disana dari UNM juga kak, dan yang gondrong itu dia anak Maekpa UNM. Kalau yang disebelah sana dia teman SMA ku, sambil menunjuk ke arah Ari.”

“kak, minta tolong yaa fotokan” sambil nyodorin kamera

“siaap siaap.. senyumm chiissssssss”





Tak lama, rombongan kakak yang tadi datang, mereka tampak kompak memakai pakaian serba hitam, semua cewek, dan masing masing memakai karrier di pundaknya dengan topi hitam di kepala.

“gilaaa, cewek semua men. Hebat” kata Ari

“diam-diam Arfan bilang “cantik yaah” hehehe”

“ajak kenalan dong, aduh saya lupa lagi tanya namanya”

Kakak itu nnyamperin kami, “adek, gentian yaa , yuyun mengambil kameranya dan kakak-kakak tersebut tersenyum dengan gaya tomboy mereka.


11:25


Kami terus berjalan melewati sulur-sulur pohon yang tinggi, sesekali kami berpapasan dengan rombongan lain, sambil tersenyum ramah menyapa mereka.

“ada hiburan nih, yuyun berteriak dan yang lain tersenyum sambil mendengarkan lagu one more night-nya Maroon 5, semuanya jadi ikut-ikutan menyanyi sendiri, mencoba melawan lelah yang menghinggapi kami. One more night bersenandung.


You and I go hard at each other like we're going to war
You and I go rough, we keep throwing things and slamming the door
You and I get so damn dysfunctional, we start keeping score
You and I get sick, yeah, I know that we can't do this no more

Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you

So I cross my heart and I hope to die
That I'll only stay with you one more night
And I know I said it a million times
But I'll only stay with you one more night

Try to tell you "no" but my body keeps on telling you "yes"
Try to tell you to "stop", but your lipstick got me so out of breath
I'll be waking up in the morning, probably hating myself
And I'll be waking up, feeling satisfied but guilty as hell

Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
(Making me love)
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
(I let it all go)
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
(Like a tattoo, yeah)
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you

So I cross my heart and I hope to die (Yeah)
That I'll only stay with you one more night (Ohh)
And I know I said it a million times (Yeah)
But I'll only stay with you one more night (Yeah)

Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night

Yeah, but baby there you go again, there you go again making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body like a tattoo
Yeah, yeah, yeah, yeah



Perjalanan yang setiap langkahnya terasa semakin berat itu, terasa ringan.

Tiba-tiba hujan turun derasnya..

“kita bangun tenda dulu atau lanjut saja” Arfan sambil mengusap-ngusap rambutnya

“lanjut deh lanjut” kompak kami menjawab

“Ok lanjut, kalian masih kuat kan?” Arfan kembali bertanya

“hati hati di depan licin” kata Fachrul sambil menggigil kedinginan.

Makin lama hujan makin deras, semua pakaian kami basah, semua karrier di bungkus dengan plastik hitam.

“iss, pengen pipis,”kata yuyun

“iaa saya juga, pipis dimana dong?”

“berhubung karena sudah basah dan juga masih hujan, kami memutuskan untuk pipis di celana”

“mau pipis? Sana di balik pohon..” kata arfan

“serentak saya dan yuyun menjawab “udah kok pipis di celana barusan, heh”

“Apaaaa? Pipis di celana? Arfan, Fachrul, dan Ari tertawa

“wonder girl ngompol woy” hahaha Fachrul mengejek

“wonder women Daeng Bala” yuyun membenarkan

Kami semua tertawa lebar.

kacamataku basah, sudah tidak ada lagi kain yang kering, akhirnya ku lepas dan ku taruh di kepalaku. Dengan hati-hati kami berjalan. Yuyun diam-diam di depan makan roti yang  di olesi susu coklat di tengahnya. Hujan rintik-rintik membasahi roti tersebut.

“bagi woy bagi, makan kok sendiri-sendiri” teriak Fachrul.

“sini, ayo makan sama-sama, masih banyak nih” jawab yuyun.

Kami berlima pun makan roti diatas batu besar, dibawah rintik-rintik hujan yang di depan kami ada jurang dengan di penuhi pohon-pohon yang tinggi besar, dan sebagian juga banyak pohon yang tumbang. Kami seakan membuat suasana yang romantis, “asssiik”

“andaikan.. andaikaaan” saya menghayal, dan mulai teringat dengan seseorang

“mulai deh mulai” kata yuyun

“udalah is gak usah galau lagi, nikmati aja” kata Fachrul

“masa iya udah sampai Ramma’ pulangnya malah galau” Arfan menambahkan

“lupakan is, kita harus maju ke depan, ramma’ sudah jauh di belakang kita gak mungkin kembali lagi kesana” Ari mulai berfilosofi

“iya juga sihh, yun andaikan Hp mu ketinggalan di Ramma, apakah kamu mau balik lagi?” tanyaku

“hadduuuh, kalau itu mah biarin aja ilang, gila udah sejauh ini mau balik lagi, gak ah”

“tuh kan, dari situ udah terjawab, udahlah, gak usah melihat ke belakang lagi” kata Arfan

Saya berdiri dan menarik nafas panjang,

“hei hei hei sambil menepuk pundak mereka, ayoo jalan. Kita sudah 4 jam perjalanan sejam lagi kita sampai”

Kami semua tersenyum..


15:10






Tidak terasa kami pun sudah sampai di persawahan, dibelakang Ari dan Fachrul bernyanyi.. 
 Acha Septriasa – Berdua Lebih Baik


Lihat awan disana

Berarak mengikutiku

Pasti dia pun tahu

Ingin aku lewati lembah hidup yang tak indah

Namun harus ku jalani

Berdua denganmu pasti lebih baik

Aku yakin itu bila sendiri

Hati bagai langit berselimut kabut


Saya, Arfan dan Yuyun melanjutkan, dan semua bernyanyi


Lihat awan disana

Berarak mengikutiku

Pasti dia pun tahu

Ingin aku lewati lembah hidup yang tak indah

Namun harus ku jalani


Serentak......


 Berdua denganmu pasti lebih baik

Aku yakin itu bila sendiri

Hati bagai langit berselimut kabut


Kami semua menyanyi dan menikmati lagu itu.. senyum manis terpancar di wajah kami.

Di kejauhan tampak bukit pinus dan barisan pohon cemara tampak terlihat kurang jelas, akibat kabut yang terlalu tebal, kebun tomat di sekeliling kami dengan buahnya yang sudah memerah siap panen. Awan putih dan langit biru bercermin dan menyatu dengan permukaan air. Awan putih sangat dekat dan bisa tersentuh. Semua masih terdiam melihat pemandangan luar biasa itu. Kami saling berpandangan, tersenyum menarik napas lagi. Udara semakiin dingin menusuk.

“sepertinya kita salah jalan” kata Arfan

“salah jalan maksudnya? Yuyun bertanya

“ia kita salah jalan, seharusnya kita sudah sampai di rumah penduduk, tapi ini malah perkebunan semua, balik arah” perintah Arfan

Di depan kami bertemu dengan rombongan pendaki, kami sama-sama tidak menemukan jalan keluar akibat kabut tebal, yang terlihat dari pohon-pohon besar, hanya daunnya saja dan batang tertutupi kabut.

Terdengar teriakan dari rombongan lain di depan, bahwa ia menemukan jalan keluar.

Kami pun mempercepat jalan..

Akhirnya kami sampai di rumah warga tempat kami menyimpan kendaraan kemarin. Semua tertawa lepas.

Kami menumpang ganti pakaian di rumah warga tersebut, mereka menyambut kami sangat ramah. Setelah ganti pakaian kami pun pulang.

Kurang lebih sejam perjalanan, kami singgah di pohon pinus makan siang di warung coto. Kami kembali bercerita tentang perjalanan kami, semua tertawa lepas.

Setelah makan siang, kami baru merasakan sakit di bagian betis. Kami melanjutkan perjalanan pulang, tetapi karena Ari ada urusan yang membuat ia harus pulang cepat, akhirnya ia meminta pulang duluan. Ari pun mulai meng-gas motornya dengan kencang.

            30 menit kemudian, Ari tiba-tiba muncul dari belakang sambil tertawa terbahak-bahak. Kami semua heran,

“bukannya tadi dia sudah pulang duluan? Tapi kok tiba-tiba bisa ada di belakang” tanyaku kepada Arfan.

Ari menghampiri kami berdua, Yuyun dan Fachrul sudah di depan, “woy, kenapa bisa ada disini? Kamu abis dari mana?” Tanya Arfan kepada Ari.

“tadi saya nyasar” Ari menjawab sambil tertawa

Di depan Fachrul dan Yuyun menunggu kami, dan menanyakan kenapa Ari bisa ada disini.

“tadi dia nyasar, terlalu sotoy itu anak”kataku

Kami berempat pun tertwa di atas motor. Ari kembali mempercepat motornya, motornya sudah melaju cepat di depan.

Sejam kemudian, Ari menelpon Arfan, karena Arfan yang bawa motor, jadi saya yang angkat.

“halo halo kamu sudah dimana?”

“kita sudah di Samata, kamu sendiri dimana?”

“ooh saya dari tadi sudah sampai”

“oh ya sudah kalau begitu”

“Ari ngomong apa?” Tanya Arfan

“dia udah sampai” jawabku

10 menit kemudian, kita sudah tiba di kost, kami semua berbaring di lantai. Dan Yuyun tiba-tiba cerita “tadi kebelet pipis, karena malu bilang ke Fachrul untuk berhenti, akhirnya pipis di motor deh” hehehe

“astagaa yun” Hahaha

Kami semua pun tertawa.. akhir yang bahagia.
---oooo---

Kurang lebih satu bulan, setelah mendaki, di bioskop pada tanggal 12 12 12 di tanyangkan film dengan judul “5 CM” yang di peranakan oleh Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji dan Denny Sumargo. Film ini menceritakan tentang “di atas awan puncak tertinggi jawa, 5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi, mengubah segalanya”.

Saya dan Yuyun memburu tiket karena takut kehabisan, dan kita ngotot hari ini kita harus nonton. Setelah beli tiket, saya, Yuyun dan Fachrul saja yang nonton, karena Ari dan Arfan lagi sibuk. 




`Ada sebuah kata-kata yang ditulisakan oleh Donny Dirgantoro dalam Novelnya “5 cm”.


Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang mau kamu kejar, biarkan ia menggantung, mengembang 5cm di depan kening kamu, jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari. Kamu liat setiap hari dan percaya bahwa kamu BISA.

Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, mata yang akan melihat lebih lama, tangan yang akan berbuat lebih banyak, leher yang yang akan lebih sering mendongkak, tekad yang setebal baja, hati yang akan bekerja lebih keras, seta mulut yang akan selalu berdo’a.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar