7 November 2012
Gelap, sunyi, sepi, tak ada lampu jalan, yang
ada hanya pantulan cahaya bulan, malam ini saya, Arfan, fachrul sedang asik ber
hahahuhu di teras depan rumah kostku.. kalau nggak ada kerjaan biasa kami
sering ngumpul seperti ini. menertawakan hal-hal yang gak penting. Iseng-iseng
saya berkata “camping yuk? Dari
kemarin saya dengan yuyun sering membicarakan ini, kayaknya asik tuh”, ide bagus kata fachrul. Arfan temanku yang satu ini adalah anak MAEKPA UNM “Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam” berkata “hmm boleh boleh nanti saya yang siapkan peralatannya, saya tahu tempat yang bagus “lembah ramma’”, dijamin gak bakal nyesel kalo kalian kesana, tempatnya di lembah lereng kaki gunung Bawakaraeng. Kalian siap?? Mulai besok kalian olahraga kecil-kecilan, siapkan mental biar terbiasa pas hiking nanti. Wah wah wah.. tadinya saya Cuma iseng-iseng ngomongin soal camping, tapi lama kelamaan cerita makin panjang dan dalam waktu tidak sampai 10 menit keputusan untuk camping fix malam itu juga. Kami siap berangkat minggu depan..
kemarin saya dengan yuyun sering membicarakan ini, kayaknya asik tuh”, ide bagus kata fachrul. Arfan temanku yang satu ini adalah anak MAEKPA UNM “Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam” berkata “hmm boleh boleh nanti saya yang siapkan peralatannya, saya tahu tempat yang bagus “lembah ramma’”, dijamin gak bakal nyesel kalo kalian kesana, tempatnya di lembah lereng kaki gunung Bawakaraeng. Kalian siap?? Mulai besok kalian olahraga kecil-kecilan, siapkan mental biar terbiasa pas hiking nanti. Wah wah wah.. tadinya saya Cuma iseng-iseng ngomongin soal camping, tapi lama kelamaan cerita makin panjang dan dalam waktu tidak sampai 10 menit keputusan untuk camping fix malam itu juga. Kami siap berangkat minggu depan..
14 November 2012
Kami sudah mulai mempersiapkan perlengkapan yang
akan dibawa, mulai dari jaket, sepatu, sandal, karrier, sleeping
bag, head lamp, batere, tenda, sampai perlengkapan masak,
makanan dan snack. Hampir semua perlengkapan kami sewa di tempat biasa anak
mapala menyewa perlengkapan mendaki. Kecuali makanan dan snack, masa iya di
sewa juga, hehe
Eitts belum selesai, masih ada satu, saya belum
meminta izin pada orang tuaku,
“aduh bagaimana ini?? Apa saya harus minta izin
sekarang? Kira-kira diizinin gak?”
“begini, nanti sampai di malino baru kamu telpon
orang tuamu” kata Arfan..hehehe
“kalo saya telpon sekarang, pasti tidak
diizinkan, bagaimana kalau saya telpon besok?”
“Sudahlah, telpon sekarang aja”, soal diizinin
apa nggaknya soal nanti. kata Fachrul
“atau begini, sekalian gak usah ditelpon kalo
mau aman”lanjut Ari..
*pusiiiing.. mau tidak mau saya harus telpon
sekarang, melakukan perjalanan sejauh ini sangat beresiko, orang tua harus tau.
“betul is, telpon sekarang aja” yuyun berkata pelan setengah memaksa..
“tunggu tunggu tunggu, jadi kalau tidak dapat
izin bagaimana? Kita batal berangkat, begitu? Heii heii liat, ini perlengkapan
sudah lengkap, kita sudah siap berangkat besok, saya juga belum izin dengan
orang tuaku, yang kalau izin sudah pasti dilarang, tapi ini semua demi kalian,
jadi is kamu tidak usah telpon orang tuamu, kalau terjadi apa-apa resikonya
kita tanggung bersama, OK!! Kata Arfan dengan tegasnya..
“baiklah, tapi janji yaa, kalo ada apa-apa….
Serentak mereka berkata “iya iya iya kita janji”
Ya sudah, kalau begitu kalian bertiga pulang aja, istirahat, besok
pagi-pagi kesini lagi..
“ok, sampai ketemu besok” ;)
“bye..
“bye..
Ari, Fahrul, dan Arfan pun pulang ke rumah masing-masing…
22:30
Waktunya istirahat, sebelum tidur saya dan Yuyun
sudah tidak sabar menunggu hari esok, menghayalkan yang aneh-aneh, merencanakan
apa-apa yang akan dilakukan besok, seketika diam, lalu kami saling menatap dan
kemudian tertawa keras. hehe
Malam semakin larut, “yun, tidur yuk, nanti
besok gak bangun lagi”.. “iyaa good night :)
15 November 2012
10:22
Ari dan Fachrul datang dengan membawa banyak
embel-embel, gaya mereka sudah kayak orang mau pulang kampung, haha tak lama
kemudian, Arfan datang dengan gaya yang sok coolnya.. rambut tidak disisir,
celana bolong-bolong, dengan kalung di lehernya.. hmm “rupanya kalian
benar-benar sudah siap menaklukkan Lembah Ramma’.. “
“bagaimana broo. Siaap? Kata Arfan
Serentak kami menjawab.. “siap lahir dan batin”.. :D
“diluar gerimis”kata Yuyun dengan panik
“sama hujan aja takut” Ari berkata sambil mengemasi
barang-barangnya..
“benar Ari diluar hujan deras” sahut Fachrul
“jadi gimana dong, pokonya kita tunggu hujannya reda dulu baru
berangkat” kata Yuyun dengan paniknya..
Dengan bersi keras saya berkata “iya yun, pokonya gak boleh
dibatalin, mau gak mau kita harus berangkat”..
Arfan dan Fachrul sudah hampir putus asa, karena cuaca yang tidak
memungkinkan..
Jam sudah menunjukkan pukul 12 lewat 15
menit hujan belum juga berhenti.. jam demi jam kami menunggu, kami harus
berangkat hari ini, karena segala sesuatunya sudah kami persiapkan..
Matahari mulai mengeluarkan sinarnya,, tinggal
gerimis-gerimis, “ayoo berangkat”kata Arfan
“yessss yesss yuhuuuuuu Ramma’ our come”
15:10
before leaving
The adventure
begins...
Kurang lebih 3 jam
perjalanan akhirnya kami sampai di Desa Lembanna Kab. Gowa Sulawesi Selatan
tepat pukul 17:22. Udara dingin sudah mulai terasa, kembali kupakai kaos
tanganku yang dari tadi sudah kulepas. Untuk menempuh perjalanan menuju Lembah
Ramma’ kita star di Desa ini.
Kami bertemu rombongan dari Mamuju yang keliahatnnya mereka juga mempunyai
tujuan yang sama dengan kami, kami pun berkenalan dengan saah satu anggotanya.
Jumlah mereka banyak, Ini juga perjalanan pemula bagi mereka. Tapi mereka
dipimpin sama anak mapala yang bisa dibilang cukup berpengalaman juga. Kami
siap bersaing. Hehe
“lapaaaar”kata yuyun
dengan lemas
“iyaa saya juga”
kataku
Kami tidak melihat
warung di sekeliling kami.
Dengan suara manja
kami berdua berkata “Ari, Arfan, Fachrul “Lapaaaaar, cari makan yuk!! J kami
sudah lihat kemana-mana tak ada satu pun warung di sekitar sini.
Berhubung karena
mereka bertiga juga lapar, akhirnya kami memutuskan untuk cari makan sebelum
memulai perjalanan.. tidak jauh dari tempat persinggahan kami, sekitar 100
meter ada warung bakso. Dengan wajah berseri-seri kami berlomba lomba mencari
tempat yang kosong.. hehehe isi perut dulu men.
“heii.. moment yang
seperti ini gak bisa dilewatin, berhubung baksonya belum datang foto dulu yuk!!
Kataku
*jepreet *jepreet
*jepreet
Setelah foto-foto,
kami pun makan dengan lahapnya.. “makan yang banyak”
karena nanti malam baru kita makan lagi. kata Arfan Setelah makan, kami
menitipkan kendaraan di salah satu rumah warga.
18:00
Udara dingin yang
menusuk mulai memberi tahu pada siapa kami akan menuju, dan dimana kelak nanti
kami akan berdiri. Pohon pohon pinus yang berdiri kokoh di Desa kecil itu
seolah memberi ucapan selamat datang. Kami berlima menarik napas panjang.
Kupejamkan mata dan kuangkat kedua tanganku menikmati udara dengan suara angin
yang menghembus pepohonan, semakin membuat saya bersemangat. Yuyun tersenyum,
Arfan, Fachrul dan Ari mereka seolah kehilangan kata kata untuk mengekspresikan
kebahagiannya.
Petunjuk kami selama
perjalanan hanya sebuah tali yang diikat di ranting-ranting pohon, kapan kita
tidak mendapatkan tali tersebut, otomatis kita nyasar. Dengan berani kami
melangkahkan kaki.
Malam sudah gelap,
Arfan sebagai Leader mulai memimpin kami dalam perjalanan. Pemandangan yang
tidak biasa dan udara yang dingin membuat kami merasa di alam lain, alam para
petualang. Tidak terasa kami mulai memasuki pos 1. Istirahat sebentar kata
Arfan.. tidak sampai lima menit kami duduk, dibelakang kami tampak ada
rombongan, perlahan menghampiri kami, mereka dari UNHAS kalau bukan 7, 8 orang
mungkin. “ada saingan” kata fachrul. “tenang-tenang, kita ini wonder
women”jawab yuyun.. kami tertawa kecil-kecil.
Kami kembali
melanjutkan perjalanan meninggalkan pos 1, Arfan menyuruh Fachrul dan Ari
memakai head lamp karena hari sudah semakin gelap. sambil jalan Arfan berkata
“kalian jangan mau kalah, sambil melihat kearah saya dan yuyun, “cewek-cewek
UNHAS yang tadi itu manja-manja”hahaha
Selama perjalanan
Ari, Fachrul, dan Arfan selalu membuat lelucon-lelucon yang membuat kami semua
tertawa terus menerus.. hal yang sebenarnya tidak lucu dibuat lucu. Tapi itulah
enaknya tanpa terasa kami sudah berjalan jauh. Hampir setiap meter didepan kami
hanya ada ranjau..ranjau.. dan ranjau. Beberapa kali saya menginjak ranjau,
jatuh di air tergenang dan beberapa kali juga saya terpeleset.
“perhatikan
tanda”Teriak fachrul
“ada ada” jawab Arfan
dan Ari
“hauuus, Ari minuuum”
kataku dengan lemas
“nih sisa sedikit,
jangan dihabisin” jawab ari
“tidak jauh dari sini
ada sungai kecil. Airnya bagus, jernih dan dijamin sehat, nanti kita isi semua
botol kosong itu disana. Tenang kita tidak akan kehabisan air, Arfan berkata
dengan nada suara yang bergetar.
Bahu makin lama makin
pegal, karena membawa ransel. “iis, bawa sini ransel kamu, yuyun ranselmu
kasi ke fachrul, kalian berdua tidak usah bawa apa-apa” perintah Leader
*laksanakan. Sepilas cahaya head lamp menerangi tanah dan rumput yang
basah. Batu-batu kerikil membuat kaki pegal, sampai-sampai kaki Ari luka karena
sepatu yang keras dan kerikil yang tajam-tajam.
“Cuma lecet sedikit
tidak apa-apa”kata Fachrul..
“ayoo lanjutkan,
bagaimana Ari? bisa jalan? Nanti di depan kita istirahat lagi”. kata Arfan
Dengan pelan Ari
melangkahkan kakinya. Di antara dinginnya malam, kami berlima bergerak cepat
melawan dingin yang menusuk. Kaca mataku mulai berembun dan menghalangi
penglihatanku, skali-skali ku lapnya dengan kaos yang ku kenakan di dalam
jaketku. Terdengar suara yuyun dan Ari lagi bernyanyi..
Mendaki gunung lewati
lembah, sungai mengalir indah ke samudraa, *bersama teman bertualang saya, Fachrul dan Arfan melanjutkan
hehehehe
Kunyanyikan lagi
sebuah lagu pramuka yang dulu diajarkan pembinaku sewaktu masih SMP.. ku ubah
liriknya sedikit
Tak ada gunung
terlalu tinggi
Buat kami daki di
tengah malam
Tak ada jurang
terlalu dalam
Buat kami turuni di
malam gelap
Hutan rimba hutan
rimba
Padang lalang padang
lalang
Ku susuri jalanan jauh
Malam gelap hujan
berangin
Maju terus jalan terus
Pantang patah pantang
patah
hati kami hati kami
karena telitinya
hei kawan majulah
terus
terhapus duka semua
20:15
Sudah 2 jam lebih perjalanan, kami kembali istirahat, kami duduk di bawah pohon
yang tumbang, dengan suara-suara burung yang aneh.. awalnya sih saya
takut, tapi lama kelamaan rasa takut itu hilang, dan sudah menjadi biasa. Kami
enjoy. Fachrul dan Ari menyimpan karriernya.
Dan yuyun meengeluarkan permen kopiko dari saku celananya..
“betul betul
ini olahraga”.kata yuyun
“betis bengkak”
lanjut Ari. Hohoho
Lanjut perjalanan..
Sesekali Fachrul
teriak “perhatikan tanda”
“Adduuuuhh Arfan
masih jauh yaa?” Tanya yuyun
Pertanyaan ini sudah
tidak bisa dihitung lagi berapa kali kami keluarkan.
“kurang lebih 3 jam
lagi, kalau ada yang capek bilang, biar kita istirahat lagi” kata Leader
“semangat
teman-teman”.. kata Fachrul
Dibelakang kami tampak cahaya senter disela-sela pepohonan, ternyata mereka
anak UNHAS yang tadi, karena tidak mau kalah, kami mempercepat langkah. Menaiki
batu-batu yang besar dan berpegangan di ranting-ranting pohon. Betul betul
perjalanan ekstrim. Setiap kali Arfan bilang “pendakian”. Tubuhku mulai lemas.
tapi dengan semangat yang besar, dalam hati saya berkata “saya tidak boleh
menyerah, saya harus kuat” di antara kami berlima yang paling lemah fisiknya
itu adalah saya. Karena merasa tidak kuat, saya minta istirahat, ku luruskan
kakiku, dan bersandar di bawah pohon.
Udara yang dingin menyentuh wajah kami, yuyun yang dari tadi diam-diam tanpa
ada yang perhatikan, dia sudah di depan dengan Ari,
“iss semangat, jangan
mau kalah sama yuyun, katanya wonder girl”.. kata Fachrul memberi semangat
“wonder women Daeng
Bala bukan wonder girl, wonder women juga bisa capek kali..
“Daeng Bala adalah
nama preman yang saya kasih sejak SMA. Keren kan?” hehe
Tiba-tiba yuyun
teriak.. “pengen pipis” hahaha
Yuyun ngajak aku
pipis, tanpa memikirkan apa-apa, ku suruh cowok-cowok balik badan. Kami berdua
menuju ke belakang pohon dan kemudian pipis.. hmm
Lanjut perjalanan, kami menemukan sebuah jembatan kayu kecil yang dibawahnya
mengalir sungai yang lumayan deras airnya, pelan-pelan kami melewati jembatan
dengan sangat hati-hati, di depan terdengar suara rombongan cowok-cowok,
ternyata eh ternyata rombongan itu yang tadi sore kita ketemu yang dari Mamuju.
Istirahat sejenak,
karena kami kehabisan persiapan air minum, keberanikan diriku tanpa malu-malu
meminta air minum kepada kakak-kakak tersebut.
“kak, boleh minta air
minum?” kataku
“ini dek, silahkan”
Ehh Arfan malah
melarang...
Mereka pun
melanjutkan perjalanan, tidak lama mereka berangkat kami pun menyusul dari
belakang.
Yuyun berbisik di
telingaku,
“is tadi saya
melihat…”
“ssssstt jangan
dilanjutkan, nanti kalau sampe baru cerita, ok! Fokus saja ke depan”
“yaa udah semangatt!!”
Beberapa menit
kemudian ada suara teriak dari belakang, ternyata suara Fachrul yang jatuh
karena karrier yang terlalu berat dan jalanan terjal. Belum cukup 5 menit
Fachrul jatuh, sekarang malah Ari yang terpeleset. Hehehe
21:30
Perjalanan yang berat pun cukup ringan
karena jalan mulai menurun.
“tidak jauh dari
sini, kurang lebih 15 menit lagi kita sudah sampai di puncak Tallung, Tallung
adalah nama puncak yang kalau dari atas kita bisa melihat langsung “lembah
ramma”. Tak terasa kami sudah sampai di Tallung. Terlihat dari kejauhan
kakak-kakak yang tadi sudah berbaring diatas rumput yang basah.. kami pun
beristirahat sekitar 3 meter dari tempatnya. Kurebahkan badanku ke tanah ,
kuluruskan kakiku. Yuyun pun juga demikian. Fachrul, Ari dan Arfan mulai
bercerita hal-hal yang konyol, yang membuat kami semua lupa akan capek karena
perjalanan yang menguras tenaga.
Lega rasanya, dari atas Tallung cahaya api unggun dari bawah Lembah Ramma’
terlihat jelas.. ini yang membuat kami semua tambah semangat menyusuri
tebing-tebing yang terjal..
22:00
Kami bangkit dari
tanah tempat kami berbaring, Kami berjalan lagi meninggalkan Tallung dan
disambut oleh udara yang dingin yang semakin menusuk, angin yang kencang, dan
kabut yang lumayan tebal. kami berlima dengan pelan-pelan menurungi
tebing yang licin, kami kehilangan tanda, tak ada satu pun tali yang kami
lihat. Tapi kami tidak terlalu cemas, karena lembah ramma’ sudah di depan mata.
Kami mencari jalan sendiri, dengan mengandalkan feeling. Cahaya api unggun
makin lama terlihat makin jauh.
“dari tadi api unggun
kelihatannya mundur terus, karena semakin kita jalan, keliahatnnya semakin
jauh, apa kita tidak salah jalan?” kata Yuyun.
“itu perasaan kamu
aja yun, sekitar 30 menit lagi kita sampai” jawab Ari
“tebing makin ke
bawah makin terjal nih, saya takuut”
“pegangan di ranting
pohon is” sahut Fachrul
“teman-teman Ramma'
sudah dekat” teriak Arfan
Dengan bernafas lega
saya tersenyum. Kami bertiga Ari, Yuyun dan Fachrul saling bertatapan dan
kemudian tertawa..
Ari dengan
semangatnya berjalan tanpa melihat kiri kanan.. kakinya pun tenggelam di air
yang atasannya dedaunan. Hehe kami semua tertawa sampai sakit perut.
“astagaaa” teriak ari
sambil tertawa.
Lanjut Yuyun juga
yang jatuh sampai sepatunya basah..
Tepat pukul 22:05 kami tiba di Lembah Ramma’. kami
semua bernapas lega.. senyum semangat kawan J kita berhasil.
Fahrul, Ari, Arfan
sedang membangun tenda diatas rumput dan tanah yang basah, di sekeliling kami
terdapat banyak kotoran sapi. Saya pun berpikir, kenapa di tempat seperti ini
bisa ada sapi? Siapa yang merawatnya?
“disini ada seorang
laki-laki tua yang bernama TATA dia tinggal disini sudah sekitar 30 tahun, dia
yang merawat sapi-sapi disini, dan dia pula yang menjaga keseimbangan gunung
Bawakaraeng, rumahnya sebelah sana, Arfan menunjuk kearah sebelah selatan tenda
kami, rumah itu tampak keliahatan hampir roboh kalau dibilang, tapi semangatnya
yang luar biasa menjaga lembah ini membuat semua para pendaki yang berkunjung
kesini merasa salut dan bangga dengan kerja keras lelaki tua itu.”
Kami tidak langsung
tidur, kami duduk di depan tenda dan membuat api unggun untuk menghangatkan
tubuh.. setelah api unggun menyala, Arfan sibuk memasak, buat makan malam
kami, setelah makan malam, terlihat dari kejauhan anak-anak UNHAS baru tiba di
lembah ramma’,, “terbukti kan, kita bisa mengalahkan mereka,” kata Arfan.
“kita kan wonder
women” kata yuyun sambil tertawa hahaha..
“wonder women tidur
mko” nabilang daeng bala
Sebelum tidur, wonder
women mau pipis dulu, berhubung gak ada wc, kami pipis di belakang tenda. Hahaha
24:00
Kami berlima pun
tidur dalam satu tenda,, tidak tahu kenapa tiba-tiba jantungku sakit, mungkin
pengaruh dingin, setiap kali bernapas jantung kayak mau copot.. sakit banget ya
Allah, saya menangis menahan sakit. Semua temanku panik.
“Ari, kasih dia SB
yang kamu pake, dia kena hipotermia, dengan keras Arfan teriak, semua temanku
panik, saya terus berusaha menahan sakit.
Ya Allah sakit ya
Allah jantungku.. jantungku.. kataku dengan nada bergetar, iis iiss issss
tahan tahan kata yuyun dan fachul, jantungku makin lama makin melemah, Arfan
kemudian memberiku segelas susu hangat dan sepotong roti. Setelah minum susu
jantungku kembali normal.. wonder women ini kembali melanjutkan tidur,, saya
terbangun karena suara kentut Ari yang beberapa kali ledakan, sambil menahan
kantuk saya pun tertawa, di tambah lagi Arfan yang sedang menyiapkan sarapan
pagi tiba-tiba teriak karena gula dan kaos kaki hilang. Hehe aneh aneh saja,
katanya Sapinya Tata suka mencuri, sapi itulah yang membawa lari gula dan kaos
kaki kami. Fachrul dan yuyun masih tidur nyenyak, kubuka pintu tenda, dan
menghirup udara pagi di lembah luas tepat dibawah kaki gunung Bawakaraeng.
Lembah datar ini indah dengan rumput yang hijau mempesona bagaikan permadani
yang terhampar. Sejuk, dan lumayan hangat oleh pancaran sinar matahari pagi.
Yuyun kemudian bangun
dengan menggosok-gosok mata, tiba-tiba melotot melihat keindahan lembah ini.
pas di depan tenda kami, terdapat bukit yang tinggi, yah tempat peristirahatan
kami semalam “Tallung”. Tak terbayangkan semalam kami berdiri diatas sana. Tak
henti-hentinya kami berlima memandang langit penuh syukur, maha kuasa Allah.
Kami tertawa, tawa kami sayup-sayup terbawa angin.
Indahnya mentari pagi..
Wonder women pagi ini
membantu Arfan menyiapkan sarapan pagi, Arfan masak nasi, Arfan bakar ikan dan
Arfan masak mie hahaha dia bagaikan emmak bagi kita-kita. Dan wonder women ini
kerjanya Cuma bikin susu dan roti. Kami sarapan di depan tenda meskipun
masakannya kurang enak, tapi yah di nikmati sajalah.
Dengan panorama alam
yang indah, sejuk disertai sungai yang mengalir jarak 3 meter dari tenda.
Matahari pagi Enambelas November pun terbit, sinar matahari yang hangat menyapa
tubuh kami yang dingin. Tarikan napas dan rasa syukur kembali terdengar.
Kembali yuyun mengeluarkan hp nya. Moment seperti ini tidak bisa di lewatkan,
mari berfoto.. kata yuyun
Pagi ini kami kembali
ber hahahuhu.. menertawakan sesuatu yang sebenarnya tidak lucu tapi dibuat
lucu..
Tiba-tiba Tata
menghampiri tenda kami, kami pun mulai berbincang-bincang, mengenai
lembah ini.
Seorang Tata tinggal
sendirian di bawah kaki gunung bawakaraeng, dengan rumah yang sangat sederhana,
sebuah rumah panggung yang terbuat dari beberapa potongan kayu. Kesehariannya
hanya merawat sapi yang upahnya pun tidak seberapa dibanding dengan kerja
kerasnya. Untuk mencari makan dia harus ke pasar Malino dengan berjalan kaki,
yang menurut ceritanya lama waktu yang di tempuh dari Lembah Ramma’ ke Desa
Lembanna hanya 2 jam. Sulit dipercaya. Sedangkan kami menghabiskan waktu 5 jam
perjalanan.
10:00
Kami menghabiskan
banyak waktu berfoto-foto, tak terasa waktu menunjukkan pukul 10:00, kami
bersiap-siap untuk pulang,, Setelah membongkar tenda, Ari tampaknya
sedang sibuk mengikat-ngikat tali rapiah, entah itu buat apa..
“lagi ngapain Ari?
Sibuk banget” Tanya Arfan
“ini, celanaku
kendor, tali ini sebagai pengganti ikat pinggang, keren kan? Gaya baru loh”
jawab Ari dengan mimik mukanya yang lucu.
“apaa? Hahahah
Kami berlima serentak
tertawa..
Karena semua
perlengkapan sudah di kemas, Ari dan Fachrul memakai karrier, sedangkan saya dan yuyun memakai
sepatu yang penuh dengan lumpur..
“siap semua?” Arfan
menatap tajam kearah kami.
“siaaap” serentak
kami menjawab
“Berangkat!
Langkah mulai diayun,
meninggalkan lembah ini tempat kami menginap semalam. Puncak Tallung perlahan
seperti muncul di antara kabut pagi dan langit biru. Angin dingin pagi dan
sejuk menerpa kami sampai ke dalam dada. Sedikit-sedikit pendakian semakin
tinggi, Ari dan fachrul dengan Carrier yang hampir berukuran setengah badan,
yang beratnya sekitar 20 kilo lebih, mulai memperlambat pendakian.
Yuyun kelihatan
sangat bersemangat mendaki tanpa melihat kebelakang, dengan sebungkus roti dan
susu di tangannya. Dan di depan yuyun ada Ari yang sedang duduk di atas batu
sedang menunggu kami.
“yuuun tunggu” kataku
dengan lemas
“buruan is, bentar
lagi kita nyampe Tallung”
Keringat meluncur
deras di keningku, sepertinya kakiku sudah tidak kuat lagi melangkah.
“ayoo is, sedikit
lagi” kata fachrul dengan napas yang memacu satu-satu. Fachrul terlihat
kelelahan.
“di belakang Arfan
sedang sibuk mengikat tali di ranting-ranting pohon”, dia mungkin sedang
membuat tanda”
“break woy break capek nih” saya mengambil air
mineral dan meneguknya.
Kami berlima pun
istirahat di akar pohon yang besar, sempat-sempatnya yuyun mengeluarkan kamera,
“foto dulu yuk”.
“sudah berjalan
berapa lama kita?” Tanya Ari
“baru setengah jam”
Arfan tampak lelah
fachrul terbaring
sangat lelah di akar pohon, dan tertawa kecil-kecilan, entah apa yang ia
tertawai, kami berlima pun tertawa melihat Fahrul senyum-senyum tak jelas.
Ari mengutak-atik Hp
nya. Select.. speaker..
songs.. Shaggy Dog.. D’sayidan.. play..
Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita
Tempat biasa ku berbagi rasa
Suka duka tinggi bersama
Di… di balik ramainya Yogya
Tempat biasa ku berbagi rasa
Suka duka tinggi bersama
Di… di balik ramainya Yogya
Mari sini berkumpul kawan
Dansa dansa sambil tertawa
Dansa dansa sambil tertawa
Bila kau datang dari selatan
Langsung saja menuju Gondomanan
Belok kanan sebelum perempatan
Langsung saja menuju Gondomanan
Belok kanan sebelum perempatan
Teman-teman riang menunggu di sayidan
Di sayidan, di jalanan
Oh angkat sekali lagi gelasmu kawan
Di sayidan, di jalananTuangkan air kedamaian
Jangan kau takut pada gelap malam
Bulan dan bintang semuanya teman
Tembok tua, tikus-tikus liar
Iringi langkah kita menembus malam
Jangan kau takut pada gelap malam
Bulan dan bintang semuanya teman
Tembok tua, tikus-tikus liar
Iringi langkah kita menembus malam
Shaggy dog mengalun lembut di hamparan langit yang maha sempurna.
“sudah? Arfan menatap kami
“uuudaah”
“berangkat!”
Fachrul kamu di depan yaa, kita tukeran. Kamu ikuti saja
tanda-tanda itu.
“siip leader, Fachrul
mengacu jempolnya” sekarang Fachrul yang memimpin rombongan kami.
Perjalanan berlanjut
menembus hutan-hutan.
“iss liat deh, di
belakangmu, puncak bawakaraeng terlihat berdiri kokoh disana”
“iyaa keren yuun,
betapa besar keagungan Tuhan”
“Arfan, Ari diam
disitu tahan posisinya”
Kami berhenti sejenak
berfoto-foto
Dan kami berlima
saling bertatapan dan tersenyum datar, kemudian tertawa.
11:05
Tak terasa kami sudah
sampai di Tallung, kabut sangat tebal, udara dingin, badan penuh keringat.
“halo yuyun.. yuyun
tersenyum ramah ke kamera”
“Arfan, Fachrul
heeii” kami semua berfoto dan bergantian memegang kamera, pemandangan di bawah
tallung tidak sangat jelas karena tertutupi kabut tebal.
Tak lama, ada seorang
cewek berambut panjang di ikat muncul dari pinggiran puncak Tallung,
“Wah kebetulan, kita
suruh kakak itu saja, kita foto berlima, OK!!” kataku
“misi kakak, sambil
tersenyum saya bertanya “kakak dari Mapala mana?”
“UNM dek mapala
Teknisi, kalian semua rombongan dari mana?” kakak itu menjawab dengan senyum
manis di bibirnya.
“kami gabungan kak,
satu temanku dari UMI, saya dan 2 temanku yang disana dari UNM juga kak, dan
yang gondrong itu dia anak Maekpa UNM. Kalau yang disebelah sana dia teman SMA
ku, sambil menunjuk ke arah Ari.”
“kak, minta tolong
yaa fotokan” sambil nyodorin kamera
“siaap siaap..
senyumm chiissssssss”
Tak lama, rombongan
kakak yang tadi datang, mereka tampak kompak memakai pakaian serba hitam, semua
cewek, dan masing masing memakai karrier di pundaknya dengan topi hitam di
kepala.
“gilaaa, cewek semua
men. Hebat” kata Ari
“diam-diam Arfan
bilang “cantik yaah” hehehe”
“ajak kenalan dong,
aduh saya lupa lagi tanya namanya”
Kakak itu nnyamperin
kami, “adek, gentian yaa , yuyun mengambil kameranya dan kakak-kakak tersebut
tersenyum dengan gaya tomboy mereka.
11:25
Kami terus berjalan
melewati sulur-sulur pohon yang tinggi, sesekali kami berpapasan dengan
rombongan lain, sambil tersenyum ramah menyapa mereka.
“ada hiburan nih,
yuyun berteriak dan yang lain tersenyum sambil mendengarkan lagu one more night-nya Maroon 5, semuanya jadi
ikut-ikutan menyanyi sendiri, mencoba melawan lelah yang menghinggapi kami. One more night bersenandung.
You and I go hard at each other like we're
going to war
You and I go rough, we keep throwing things and slamming the door
You and I get so damn dysfunctional, we start keeping score
You and I get sick, yeah, I know that we can't do this no more
Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you
So I cross my heart and I hope to die
That I'll only stay with you one more night
And I know I said it a million times
But I'll only stay with you one more night
Try to tell you "no" but my body keeps on telling you "yes"
Try to tell you to "stop", but your lipstick got me so out of breath
I'll be waking up in the morning, probably hating myself
And I'll be waking up, feeling satisfied but guilty as hell
Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
(Making me love)
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
(I let it all go)
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
(Like a tattoo, yeah)
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you
So I cross my heart and I hope to die (Yeah)
That I'll only stay with you one more night (Ohh)
And I know I said it a million times (Yeah)
But I'll only stay with you one more night (Yeah)
Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night
Yeah, but baby there you go again, there you go again making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body like a tattoo
Yeah, yeah, yeah, yeah
You and I go rough, we keep throwing things and slamming the door
You and I get so damn dysfunctional, we start keeping score
You and I get sick, yeah, I know that we can't do this no more
Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you
So I cross my heart and I hope to die
That I'll only stay with you one more night
And I know I said it a million times
But I'll only stay with you one more night
Try to tell you "no" but my body keeps on telling you "yes"
Try to tell you to "stop", but your lipstick got me so out of breath
I'll be waking up in the morning, probably hating myself
And I'll be waking up, feeling satisfied but guilty as hell
Yeah, but baby there you go again, there you go again, making me love you
(Making me love)
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
(I let it all go)
Got you stuck on my body, on my body, like a tattoo
(Like a tattoo, yeah)
And now I'm feeling stupid, feeling stupid, crawling back to you
So I cross my heart and I hope to die (Yeah)
That I'll only stay with you one more night (Ohh)
And I know I said it a million times (Yeah)
But I'll only stay with you one more night (Yeah)
Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night
Yeah, baby give me one more night
Yeah, but baby there you go again, there you go again making me love you
Yeah, I stopped using my head, using my head, let it all go
Got you stuck on my body, on my body like a tattoo
Yeah, yeah, yeah, yeah
Perjalanan yang
setiap langkahnya terasa semakin berat itu, terasa ringan.
Tiba-tiba hujan turun
derasnya..
“kita bangun tenda
dulu atau lanjut saja” Arfan sambil mengusap-ngusap rambutnya
“lanjut deh lanjut”
kompak kami menjawab
“Ok lanjut, kalian
masih kuat kan?” Arfan kembali bertanya
“hati hati di depan
licin” kata Fachrul sambil menggigil kedinginan.
Makin lama hujan
makin deras, semua pakaian kami basah, semua karrier di bungkus dengan plastik hitam.
“iss, pengen
pipis,”kata yuyun
“iaa saya juga, pipis
dimana dong?”
“berhubung karena
sudah basah dan juga masih hujan, kami memutuskan untuk pipis di celana”
“mau pipis? Sana di
balik pohon..” kata arfan
“serentak saya dan
yuyun menjawab “udah kok pipis di celana barusan, heh”
“Apaaaa? Pipis di
celana? Arfan, Fachrul, dan Ari tertawa
“wonder girl ngompol
woy” hahaha Fachrul mengejek
“wonder women Daeng
Bala” yuyun membenarkan
Kami semua tertawa
lebar.
kacamataku basah,
sudah tidak ada lagi kain yang kering, akhirnya ku lepas dan ku taruh di
kepalaku. Dengan hati-hati kami berjalan. Yuyun diam-diam di depan makan roti
yang di olesi susu coklat di tengahnya. Hujan rintik-rintik membasahi
roti tersebut.
“bagi woy bagi, makan
kok sendiri-sendiri” teriak Fachrul.
“sini, ayo makan
sama-sama, masih banyak nih” jawab yuyun.
Kami berlima pun
makan roti diatas batu besar, dibawah rintik-rintik hujan yang di depan kami
ada jurang dengan di penuhi pohon-pohon yang tinggi besar, dan sebagian juga
banyak pohon yang tumbang. Kami seakan membuat suasana yang romantis, “asssiik”
“andaikan..
andaikaaan” saya menghayal, dan mulai teringat dengan seseorang
“mulai deh mulai”
kata yuyun
“udalah is gak usah
galau lagi, nikmati aja” kata Fachrul
“masa iya udah sampai
Ramma’ pulangnya malah galau” Arfan menambahkan
“lupakan is, kita
harus maju ke depan, ramma’ sudah jauh di belakang kita gak mungkin kembali
lagi kesana” Ari mulai berfilosofi
“iya juga sihh, yun
andaikan Hp mu ketinggalan di Ramma, apakah kamu mau balik lagi?” tanyaku
“hadduuuh, kalau itu
mah biarin aja ilang, gila udah sejauh ini mau balik lagi, gak ah”
“tuh kan, dari situ
udah terjawab, udahlah, gak usah melihat ke belakang lagi” kata Arfan
Saya berdiri dan
menarik nafas panjang,
“hei hei hei sambil
menepuk pundak mereka, ayoo jalan. Kita sudah 4 jam perjalanan sejam lagi kita
sampai”
Kami semua tersenyum..
15:10
Tidak terasa kami pun
sudah sampai di persawahan, dibelakang Ari dan Fachrul bernyanyi..
Acha
Septriasa – Berdua Lebih Baik
Lihat awan disana
Berarak mengikutiku
Pasti dia pun tahu
Ingin aku lewati
lembah hidup yang tak indah
Namun harus ku jalani
Berdua denganmu pasti
lebih baik
Aku yakin itu bila
sendiri
Hati bagai langit
berselimut kabut
Saya, Arfan dan Yuyun
melanjutkan, dan semua bernyanyi
Lihat awan disana
Berarak mengikutiku
Pasti dia pun tahu
Ingin aku lewati
lembah hidup yang tak indah
Namun harus ku jalani
Serentak......
Berdua
denganmu pasti lebih baik
Aku yakin itu bila
sendiri
Hati bagai langit
berselimut kabut
Kami semua menyanyi
dan menikmati lagu itu.. senyum manis terpancar di wajah kami.
Di kejauhan tampak
bukit pinus dan barisan pohon cemara tampak terlihat kurang jelas, akibat kabut
yang terlalu tebal, kebun tomat di sekeliling kami dengan buahnya yang sudah
memerah siap panen. Awan putih dan langit biru bercermin dan menyatu dengan
permukaan air. Awan putih sangat dekat dan bisa tersentuh. Semua masih terdiam
melihat pemandangan luar biasa itu. Kami saling berpandangan, tersenyum menarik
napas lagi. Udara semakiin dingin menusuk.
“sepertinya kita
salah jalan” kata Arfan
“salah jalan
maksudnya? Yuyun bertanya
“ia kita salah jalan,
seharusnya kita sudah sampai di rumah penduduk, tapi ini malah perkebunan
semua, balik arah” perintah Arfan
Di depan kami bertemu
dengan rombongan pendaki, kami sama-sama tidak menemukan jalan keluar akibat
kabut tebal, yang terlihat dari pohon-pohon besar, hanya daunnya saja dan
batang tertutupi kabut.
Terdengar teriakan
dari rombongan lain di depan, bahwa ia menemukan jalan keluar.
Kami pun mempercepat
jalan..
Akhirnya kami sampai
di rumah warga tempat kami menyimpan kendaraan kemarin. Semua tertawa lepas.
Kami menumpang ganti
pakaian di rumah warga tersebut, mereka menyambut kami sangat ramah. Setelah
ganti pakaian kami pun pulang.
Kurang lebih sejam
perjalanan, kami singgah di pohon pinus makan siang di warung coto. Kami
kembali bercerita tentang perjalanan kami, semua tertawa lepas.
Setelah makan siang,
kami baru merasakan sakit di bagian betis. Kami melanjutkan perjalanan pulang,
tetapi karena Ari ada urusan yang membuat ia harus pulang cepat, akhirnya ia
meminta pulang duluan. Ari pun mulai meng-gas motornya dengan kencang.
30 menit kemudian, Ari tiba-tiba muncul dari belakang sambil tertawa
terbahak-bahak. Kami semua heran,
“bukannya tadi dia
sudah pulang duluan? Tapi kok tiba-tiba bisa ada di belakang” tanyaku kepada
Arfan.
Ari menghampiri kami
berdua, Yuyun dan Fachrul sudah di depan, “woy, kenapa bisa ada disini? Kamu
abis dari mana?” Tanya Arfan kepada Ari.
“tadi saya nyasar”
Ari menjawab sambil tertawa
Di depan Fachrul dan
Yuyun menunggu kami, dan menanyakan kenapa Ari bisa ada disini.
“tadi dia nyasar,
terlalu sotoy itu anak”kataku
Kami berempat pun
tertwa di atas motor. Ari kembali mempercepat motornya, motornya sudah melaju
cepat di depan.
Sejam kemudian, Ari
menelpon Arfan, karena Arfan yang bawa motor, jadi saya yang angkat.
“halo halo kamu sudah
dimana?”
“kita sudah di
Samata, kamu sendiri dimana?”
“ooh saya dari tadi
sudah sampai”
“oh ya sudah kalau
begitu”
“Ari ngomong apa?”
Tanya Arfan
“dia udah sampai”
jawabku
10 menit kemudian,
kita sudah tiba di kost, kami semua berbaring di lantai. Dan Yuyun tiba-tiba
cerita “tadi kebelet pipis, karena malu bilang ke Fachrul untuk berhenti,
akhirnya pipis di motor deh” hehehe
“astagaa yun” Hahaha
Kami semua pun
tertawa.. akhir yang bahagia.
---oooo---
Kurang lebih satu
bulan, setelah mendaki, di bioskop pada tanggal 12 12 12 di tanyangkan film
dengan judul “5 CM” yang di peranakan oleh Herjunot Ali, Raline Shah, Fedi
Nuril, Pevita Pearce, Igor Saykoji dan Denny Sumargo. Film ini menceritakan
tentang “di atas awan puncak tertinggi jawa, 5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi,
mengubah segalanya”.
Saya dan Yuyun
memburu tiket karena takut kehabisan, dan kita ngotot hari ini kita harus
nonton. Setelah beli tiket, saya, Yuyun dan Fachrul saja yang nonton, karena
Ari dan Arfan lagi sibuk.
`Ada sebuah kata-kata yang
ditulisakan oleh Donny Dirgantoro dalam Novelnya “5 cm”.
Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu,
keyakinan kamu, apa yang mau kamu kejar, biarkan ia menggantung, mengembang 5cm di depan kening kamu, jadi dia
nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu
itu setiap hari. Kamu liat setiap hari dan percaya bahwa kamu BISA.
Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah
lebih jauh, mata yang akan melihat lebih lama, tangan yang akan berbuat lebih
banyak, leher yang yang akan lebih sering mendongkak, tekad yang setebal baja,
hati yang akan bekerja lebih keras, seta mulut yang akan selalu berdo’a.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar